Tak Banyak Belanja! Guardiola Menyesal Karena Tidak Lakukannya Musim Panas Lalu
Musim panas lalu, Pep Guardiola tampak begitu percaya diri. Manchester City hanya mendatangkan Ilkay Gundogan dari Barcelona dan merekrut Savinho dari Troyes, klub yang bernaung di bawah City Football Group. Sementara itu, mereka melepas sejumlah pemain kunci, termasuk Julian Alvarez dan Joao Cancelo IDC88JOKER .
Keputusan itu sempat terlihat brilian. City mengawali musim dengan catatan sempurna: tak terkalahkan dalam sembilan laga Liga Inggris, memuncaki klasemen hingga Oktober, dan tampil solid di Liga Champions dengan dua kemenangan serta satu hasil imbang. Kepergian beberapa pemain kunci tidak langsung berdampak. The Citizens tetap dominan, seolah tidak terbendung dalam perburuan gelar.
Turbulensi di Etihad
Namun, badai akhirnya menerjang. Dalam 13 pertandingan berikutnya, Manchester City seakan kehilangan sentuhan magisnya. Dari 13 laga di berbagai kompetisi, hanya satu yang berakhir kemenangan. Akibatnya, City terperosok keluar dari empat besar Liga Inggris, tersingkir dari Carabao Cup, dan menghadapi jalan terjal di Liga Champions.
Guardiola, yang selama ini dikenal sebagai arsitek taktik brilian, kini harus menghadapi kenyataan pahit: skuadnya kehabisan tenaga. Minimnya kedalaman tim mulai terlihat, dan City mulai merasakan dampak dari keputusan transfer yang terlalu konservatif.
Cedera, Musuh Tak Terlihat
Data dari Transfermarkt mencatat, Manchester City telah mengalami 15 kasus cedera musim ini. Cedera itu menyebabkan beberapa pemain harus absen minimal dua pekan, bahkan lebih. Kasus paling parah menimpa Rodri, peraih Ballon d’Or, yang diperkirakan harus menepi hingga akhir musim.
Hilangnya Rodri menjadi pukulan telak bagi City. Sang gelandang bertahan adalah otak permainan tim. Tanpa dirinya, City kehilangan keseimbangan, kesulitan mengontrol lini tengah, dan makin rentan terhadap tekanan lawan.
Bukan hanya Rodri, Kevin De Bruyne dan Jack Grealish juga masuk daftar cedera. Dengan begitu banyak pilar yang tumbang, Guardiola dipaksa merotasi pemain yang belum sepenuhnya siap mengisi peran penting.
Penyesalan dan Langkah Darurat
Kini, Guardiola tak ragu mengakui bahwa minimnya aktivitas transfer musim panas lalu adalah kesalahan. Keputusan untuk tidak menambah pemain berkualitas kini berujung krisis. Dengan jadwal pertandingan yang padat, keterbatasan skuad semakin terasa.
Manchester City pun bergerak cepat di bursa transfer Januari. Abdukodir Khusanov dari Lens telah resmi bergabung, sementara dua nama lain masuk radar: Vitor Reis dari Palmeiras dan Omar Marmoush dari Eintracht Frankfurt. Tiga rekrutan ini diharapkan bisa menambal lubang yang menganga di skuad City.
Strategi Paruh Kedua Musim
City harus segera menemukan solusi agar tetap kompetitif di semua ajang. Beberapa langkah yang mungkin diambil antara lain:
- Mendatangkan Gelandang Bertahan
Absennya Rodri membuat City perlu mencari pengganti yang mumpuni. Vitor Reis menjadi target utama, dengan harapan bisa mengembalikan stabilitas lini tengah.
- Menambah Kedalaman Lini Serang
Kepergian Julian Alvarez membuat lini depan City kurang menggigit. Omar Marmoush bisa menjadi opsi segar untuk menambah variasi serangan.
- Memaksimalkan Pemain Muda
Guardiola dikenal sebagai maestro dalam mengembangkan talenta muda. Dengan krisis yang dihadapi, pemain-pemain seperti Oscar Bobb dan Rico Lewis mungkin akan mendapatkan lebih banyak kesempatan tampil.
Tak Banyak Mampukah City Bangkit?
Krisis cedera yang menimpa Manchester City menjadi pelajaran mahal bahwa kedalaman skuad adalah kunci. Guardiola kini dihadapkan pada tugas besar: meracik strategi yang tepat dan memanfaatkan bursa transfer seefektif mungkin.
Meski situasinya sulit, City masih memiliki peluang untuk kembali ke jalur juara. Namun, pertanyaannya, apakah langkah yang diambil Guardiola cukup untuk menyelamatkan musim ini? Ataukah ini menjadi musim di mana dominasi mereka akhirnya runtuh? Waktu yang akan menjawabnya.